Kamis, 04 Desember 2014

Drama Jepang “1 Litre of Tears”



Drama Jepang “1 Litre of Tears”

Ketika sebuah penyakit merenggut segala kebahagiaan yang tengah dirasakan. Bagaimana rasanya??? Sungguh sakitnya tuh disini. Hehehe. Saat pertama kali saya melihat drama ini, awalnya seperti membosankan episode demi episode saya coba melihatnya karena saya cukup penasaran. Hingga akhirnya saya merasa bahwa drama ini memang sangat pantas dan harus ditonton apalagi bagi orang yang sedang dalam kesulitan memerangi penyakit yang mungkin belum dapat disembuhkan. Dalam drama ini seorang gadis yang awalnya hidup biasa dengan berbagai bakat yang dia miliki, dengan tiba-tiba kehilangan segalanya. Pokonya bener-bener bakalan netesin 1 liter air mata deh…
Bagi yang menyandang penyakit yang sama seperti dalam drama dijamin pasti langsung memiliki semangat yang luar biasa. Karna menyentuh banget…..

familyonelitreoftears.jpg

Aya ikeuchi  15 tahun adalah seorang gadis biasa, putri dari sebuah keluarga yang bekerja di sebuah toko tahu, dan segera schooler tinggi-to-be. Namun, hal-hal aneh telah terjadi pada Aya belakangan ini. Dia telah jatuh ke bawah sering dan berjalan aneh. Ibunya, Shioka, membawa Aya ke dokter, dan ia memberitahu Shioka bahwa Aya telah degenerasi spinocerebellar - penyakit mengerikan dimana otak kecil dari otak secara bertahap memburuk ke titik di mana korban tidak bisa berjalan, berbicara, menulis, atau makan. Sebuah penyakit kejam, karena tidak mempengaruhi pikiran sedikit pun. Bagaimana Aya bereaksi ketika diberitahu tentang penyakit dia? Dan bagaimana akan Aya hidup mulai sekarang?

Berikut cuplikan sekilas sinopsis drama ini1 Litre Of Tears
Film 1 Litre of Tears diperankan oleh Erika Sawajiri dan Nishikido Ryo. Film drama dari Jepang ini dibuat berdasarkan kisah nyata seorang wanita bernama Kito Aya. Saat berusia 15 tahun, dokter memvonis Aya menderita suatu penyakit yg tidak dapat disembuhkan, Spinocerebellar Ataxia.
pinocerebellar Degeneration Disease adalah sebuah istilah yang menyisakan kenangan pahit dalam diri Shioka Ikeuchi. Tanpa terasa saat membuka sebuah buku harian, air matanya menetes membasahi salah satu halaman buku tersebut. Ingatan wanita itu melayang ke masa lalu, dimana saat itu hidupnya di keluarga Ikeuchi sedang berada di puncak kebahagiaan.
Bagaimana tidak, selain akrab satu sama lain, putri sulungnya Aya Ikeuchi juga tinggal selangkah lagi masuk ke sebuah SMU favorit. Saking terburu-burunya berlari saat hendak menjalani tes masuk, Aya terjatuh dan menyenggol sejumlah sepeda yang diparkir. Salah satunya adalah milik Haruto Asou, yang semula berniat kabur dari ujian seleksi masuk. Dasar berhati baik, pemuda itu malah mengantarkan Aya ke sekolah tepat pada saat hujan deras turun.
Untungnya, pihak sekolah masih berbaik hati memperbolehkan Aya dan Asou mengikuti ujian susulan. Saat pulang dan hendak berterima kasih, Aya keheranan melihat sikap dingin Asou. Namun tidak demikian dengan keluarganya, yang terkaget-kaget mendengar sang putri berboncengan sepeda dengan seorang pemuda. 
Bisa dibayangkan bagaimana gembiranya Aya saat tahu dirinya diterima masuk ke SMU yang diincarnya, dimana mantan kakak kelasnya semasa SMP yang masih disukainya Yuji Kawamoto juga bersekolah disana. Melihat gadis itu tersipu-sipu saat diberi ucapan selamat oleh Kawamoto, sahabat baiknya tidak henti-hentinya mengolok.
Di rumah, kebahagiaan berlanjut saat acara makan malam, satu-persatu anggota keluarga Ikeuchi menghadiahi Aya sebuah barang. Saat menuang arak untuk sang ayah, terjadi kecelakaan kecil yang tanpa seorangpun tahu bakal menjadi pertanda tidak menyenangkan bagi keluarga Ikeuchi.
Dasar nasib, Aya kembali sekelas dengan Asou, bahkan mereka berdua ditunjuk sebagai perwakilan kelas. Sementara itu, Shioka yang kuatir melihat putrinya yang kerap terjatuh dan melakukan kecerobohan meminta Aya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.
Keberuntungan seolah selalu menyertai Aya, ia tampil menonjol di kelas dan olah raga sehingga besar kemungkinan terpilih di tim basket sekolah. Namun, kejadian di suatu pagi mengubah segalanya. 
Penyakit ini menyerang otak kecil sehingga kelak penderitanya akan mengalami gangguan keseimbangan tubuh yang secara perlahan menyebabkan kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan kesulitan menelan.
Saat berlari keluar rumah, gadis itu terjembab dengan keras sehingga dagunya berdarah. Bisa ditebak, Aya menangis sambil menahan sakit sehingga keluarganya panik dan membawanya ke rumah sakit.
Waswas melihat sejumlah kejadian tidak biasa yang dialami putrinya, Shioka memberanikan diriuntuk menemui dokter ahli syaraf Hiroshi Mizuno. Setelah melakukan sejumlah tes awal, akhirnya pria itu meminta Aya untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh yang hasilnya bakal diketahui dalam beberapa hari.
Terus merenung sejak obrolannya dengan dokter tentang kondisi Aya, Shioka akhirnya mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang memintanya datang bersama suami untuk mendengar penjelasan tentang kondisi putrinya. Datang sendirian, wajah wanita itu langsung berubah saat mendengar ucapan dokter Mizuno.
Menurut dokter muda tersebut, Aya terkena sebuah penyakit langka yang bakal membuat salah satu otaknya menyusut hingga tidak bisa bergerak maupun melakukan aktivitas seperti manusia normal dan bisa berujung pada kematian. Di saat yang sama, gadis itu sedang berusaha membujuk teman-teman sekelasnya dengan menceritakan kisah sang ayah yang dikaguminya.
Script cerita 1 Litre of Tears ini diadopsi langsung dari Buku Harian yg Aya tulis sampai dirinya tidak mampu lagi untuk memegang bolpen. Di Jepang sendiri, buku ini laris terjual sampai dengan 1.1 juta copy.
Semasa hidupnya, Aya hanya memiliki satu impian yaitu tetap hidup. Keluarga, teman, serta orang-orang terdekat selalu memberikan semangat kepada dirinya. Penyakit yg semakin lama semakin menggerogoti tubuhnya tidak membuat Aya berkecil hati. Justru dengan penyakit inilah Aya semakin terpacu untuk menolong orang lain meskipun dengan kondisi fisik yg terbatas.
Aya meninggal pada usia 25 tahun. Kurang lebih selama 10 tahun dirinya menderita akibat Spinocerebellar Ataxia. Semangat pantang menyerah serta semangat hidupnya kini dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi orang banyak.






Tetaplah tegar menghadapi segala cobaan. Pasti ada hikmah dibalik semua yang terjadi. Dan "Semua Akan Indah Pada Waktunya"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar