Drama
Jepang “1 Litre of Tears”
Ketika
sebuah penyakit merenggut segala kebahagiaan yang tengah dirasakan. Bagaimana rasanya???
Sungguh sakitnya tuh disini. Hehehe. Saat pertama kali saya melihat drama ini,
awalnya seperti membosankan episode demi episode saya coba melihatnya karena
saya cukup penasaran. Hingga akhirnya saya merasa bahwa drama ini memang sangat
pantas dan harus ditonton apalagi bagi orang yang sedang dalam kesulitan
memerangi penyakit yang mungkin belum dapat disembuhkan. Dalam drama ini
seorang gadis yang awalnya hidup biasa dengan berbagai bakat yang dia miliki,
dengan tiba-tiba kehilangan segalanya. Pokonya bener-bener bakalan netesin 1
liter air mata deh…
Bagi
yang menyandang penyakit yang sama seperti dalam drama dijamin pasti langsung
memiliki semangat yang luar biasa. Karna menyentuh banget…..
Aya
ikeuchi 15 tahun adalah seorang gadis biasa, putri dari sebuah keluarga yang
bekerja di sebuah toko tahu, dan segera schooler tinggi-to-be. Namun, hal-hal aneh
telah terjadi pada Aya belakangan ini. Dia telah jatuh ke bawah sering dan berjalan
aneh. Ibunya, Shioka, membawa Aya ke dokter, dan ia memberitahu Shioka bahwa Aya
telah degenerasi spinocerebellar - penyakit mengerikan dimana otak kecil dari otak
secara bertahap memburuk ke titik di mana korban tidak bisa berjalan, berbicara,
menulis, atau makan. Sebuah penyakit kejam, karena tidak mempengaruhi pikiran sedikit
pun. Bagaimana Aya bereaksi ketika diberitahu tentang penyakit dia? Dan
bagaimana akan Aya hidup mulai sekarang?
Berikut cuplikan
sekilas sinopsis drama ini “1 Litre Of Tears”
Film 1 Litre of
Tears diperankan oleh Erika Sawajiri
dan Nishikido Ryo. Film drama dari
Jepang ini dibuat berdasarkan kisah nyata seorang wanita bernama Kito Aya. Saat
berusia 15 tahun, dokter memvonis Aya menderita suatu penyakit yg tidak dapat
disembuhkan, Spinocerebellar Ataxia.
pinocerebellar
Degeneration Disease adalah sebuah istilah yang menyisakan kenangan pahit dalam diri
Shioka Ikeuchi. Tanpa terasa saat membuka sebuah buku harian, air matanya
menetes membasahi salah satu halaman buku tersebut. Ingatan wanita itu melayang
ke masa lalu, dimana saat itu hidupnya di keluarga Ikeuchi sedang berada di
puncak kebahagiaan.
Bagaimana tidak, selain akrab satu sama lain, putri sulungnya Aya
Ikeuchi juga tinggal selangkah lagi masuk ke sebuah SMU favorit. Saking
terburu-burunya berlari saat hendak menjalani tes masuk, Aya terjatuh dan
menyenggol sejumlah sepeda yang diparkir. Salah satunya adalah milik Haruto
Asou, yang semula berniat kabur dari ujian seleksi masuk. Dasar berhati baik,
pemuda itu malah mengantarkan Aya ke sekolah tepat pada saat hujan deras turun.
Untungnya, pihak sekolah masih berbaik hati memperbolehkan Aya dan
Asou mengikuti ujian susulan. Saat pulang dan hendak berterima kasih, Aya
keheranan melihat sikap dingin Asou. Namun tidak demikian dengan keluarganya,
yang terkaget-kaget mendengar sang putri berboncengan sepeda dengan seorang
pemuda.
Bisa dibayangkan bagaimana gembiranya Aya saat tahu dirinya
diterima masuk ke SMU yang diincarnya, dimana mantan kakak kelasnya semasa SMP
yang masih disukainya Yuji Kawamoto juga bersekolah disana. Melihat gadis itu
tersipu-sipu saat diberi ucapan selamat oleh Kawamoto, sahabat baiknya tidak
henti-hentinya mengolok.
Di rumah, kebahagiaan berlanjut saat acara makan malam,
satu-persatu anggota keluarga Ikeuchi menghadiahi Aya sebuah barang. Saat
menuang arak untuk sang ayah, terjadi kecelakaan kecil yang tanpa seorangpun
tahu bakal menjadi pertanda tidak menyenangkan bagi keluarga Ikeuchi.
Dasar nasib, Aya kembali sekelas dengan Asou, bahkan mereka berdua
ditunjuk sebagai perwakilan kelas. Sementara itu, Shioka yang kuatir melihat
putrinya yang kerap terjatuh dan melakukan kecerobohan meminta Aya untuk
memeriksakan diri ke rumah sakit.
Keberuntungan seolah
selalu menyertai Aya, ia tampil menonjol di kelas dan olah raga sehingga besar
kemungkinan terpilih di tim basket sekolah. Namun, kejadian di suatu pagi
mengubah segalanya.
Penyakit
ini menyerang otak kecil sehingga kelak penderitanya akan mengalami gangguan
keseimbangan tubuh yang secara perlahan menyebabkan kelumpuhan, kesulitan
berbicara, dan kesulitan menelan.
Saat berlari keluar
rumah, gadis itu terjembab dengan keras sehingga dagunya berdarah. Bisa
ditebak, Aya menangis sambil menahan sakit sehingga keluarganya panik dan
membawanya ke rumah sakit.
Waswas melihat sejumlah kejadian tidak biasa yang dialami putrinya,
Shioka memberanikan diriuntuk menemui dokter ahli syaraf Hiroshi Mizuno.
Setelah melakukan sejumlah tes awal, akhirnya pria itu meminta Aya untuk
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh yang hasilnya bakal diketahui dalam
beberapa hari.
Terus merenung sejak obrolannya dengan dokter tentang kondisi Aya,
Shioka akhirnya mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang memintanya datang
bersama suami untuk mendengar penjelasan tentang kondisi putrinya. Datang
sendirian, wajah wanita itu langsung berubah saat mendengar ucapan dokter
Mizuno.
Menurut dokter muda tersebut, Aya terkena sebuah penyakit langka
yang bakal membuat salah satu otaknya menyusut hingga tidak bisa bergerak
maupun melakukan aktivitas seperti manusia normal dan bisa berujung pada
kematian. Di saat yang sama, gadis itu sedang berusaha membujuk teman-teman
sekelasnya dengan menceritakan kisah sang ayah yang dikaguminya.
Script cerita 1
Litre of Tears ini diadopsi langsung dari Buku Harian yg Aya tulis sampai
dirinya tidak mampu lagi untuk memegang bolpen. Di Jepang sendiri, buku ini
laris terjual sampai dengan 1.1 juta copy.
Semasa
hidupnya, Aya hanya memiliki satu impian yaitu tetap hidup. Keluarga, teman,
serta orang-orang terdekat selalu memberikan semangat kepada dirinya. Penyakit
yg semakin lama semakin menggerogoti tubuhnya tidak membuat Aya berkecil hati.
Justru dengan penyakit inilah Aya semakin terpacu untuk menolong orang lain
meskipun dengan kondisi fisik yg terbatas.
Aya meninggal
pada usia 25 tahun. Kurang lebih selama 10 tahun dirinya menderita akibat Spinocerebellar
Ataxia. Semangat pantang menyerah serta semangat hidupnya kini dijadikan
sebagai sumber inspirasi bagi orang banyak.
Tetaplah tegar menghadapi segala cobaan. Pasti ada hikmah dibalik semua yang terjadi. Dan "Semua Akan Indah Pada Waktunya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar