Rabu, 14 Januari 2015

TUGAS UAS - BERITA EKONOMI



Pengusaha Pesimistis Cetak Profit


Peluncuran lini produk atau layanan baru dapat menjadi salah satu cara perusahaan meraih pertumbuhan usaha berkesinambungan tahun ini. Sebagai pelengkap, perusahaan juga perlu mengembangkan bisnis di lingkungan domestik dan merekrut tenaga kerja spesialis.
"Masa depan kita ditentukan dengan bagaimana kita merangkul dan merespon setiap tantangan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi," ucap Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani. Dia mengungkapkan, optimisme pebisnis di Indonesia mengalami penurunan tajam. Hasil riset Grant Thornton International menyebut optimisme pebisnis pada kuartal IV tahun lalu anjlok menjadi 14 persen, dari kuartal sebelumnya sebesar 48 persen. Lebih jauh diungkapkan optimisme jauh merosot ketimbang kuartal IV-2013 sebesar 78 persen. Penurunan tajam dalam kurun 12 bulan ini membawa Indonesia turun ke peringkat 20 dari 35 negara disurvei pada kuartal IV-2014. "Optimisme bisnis di Indonesia jauh berada di bawah India (98 persen), Selandia Baru (82 persen), Australia (70 persen), Singapura (48 persen), Thailand (27 persen), dan RRC (25 persen) di kawasan Asia Pasifik," ucapnya.
Secara umum, optimisme pebisnis Indonesia berada di bawah rata-rata Asean (23 persen) dan global (35 persen). Indonesia dan Thailand ditengarai sebagai kontributor utama penurunan optimisme bisnis di Asia Tenggara. "Anjloknya optimisme bisnis di Indonesia kemungkinan terjadi karena faktor kolektif di beberapa aspek bisnis. Kalangan pengusaha Indonesia pesimistis akan bisa mencetak profit yang ditargetkan pada 2015," katanya.
Menurut Johanna, kebanyakan pengusaha di Indonesia khawatir tidak bisa mencapai target penjualan untuk meningkatkan keuntungan diharapkan. Ekspektasi profitabilitas untuk 12 bulan mendatang turun hingga 20 persen dari 46 persen pada kuartal III 2014. "Minimnya ketersediaan sumber pendanaan, beberapa kebijakan dan proteksi industri, serta infrastruktur transportasi dipersepsikan sebagai hambatan dominan bagi aktivitas bisnis di negeri ini," katanya.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar